Latar Belakang & Sejarah

Latar Belakang

Adanya perubahan dalam pendekatan pembangunan dari pendekatan sentralistik-sektoral ke arah pendekatan pembangunan wilayah tidak terlepas dari adanya tuntutan daerah agar proses dan program-program pembangunan dilaksanakan berdasarkan prinsip mobilisasi dan distribusi sumberdaya secara efisien, adil dan merata. Pendekatan pembangunan selama ini yang bersifat sentralistik dan menekankan pendekatan secara sektoral, telah menyebabkan berbagai ketim-pangan hasil pembangunan antar wilayah maupun antar sektor. Selain itu keterlibatan penduduk lokal dalam proses pembangunan sering terabaikan akibat pendekatan-pendekatan yang sentral-istik.

Berdasarkan Undang-undang Otonomi Daerah yaitu Undang-undang No 22/1999 dan Undang-undang No 25/1999, maka otonomi daerah dilaksanakan pada tingkat kabupaten/kota. Saat ini di Indonesia terdapat 341 kabupaten/kota yang harus siap melaksanakan program otonomi daerah.

Sejarah

Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus ikut membantu mensukseskan program otonomi daerah dengan berperan serta membantu pemerintah daerah di dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia, perencanaan pem-bangunan, pendampingan dalam kegiatan imple-mentasi, maupun studi-studi yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan wilayah.

Untuk menunjang peran IPB di atas, saat ini di IPB terdapat sumberdaya yang cukup besar seperti: staf pengajar/peneliti berkualifikasi dan mempunyai kompetensi dalam bidang perenca-naan dan pengembangan wilayah, program pendidikan, baik di program Sarjana maupun Pas-casarjana Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Perencanaan Wilayah, Magister Pembangunan Daerah, Arsitektur Lansekap, dll), beberapa laboratorium terkait, khususnya Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian dan alumni yang cukup banyak yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mempertimbangkan potensi yang ada di IPB dan tantangan perubahan pendekatan pemban-gunan dan program desentralisasi pembangunan di atas, maka dibentuklah pusat Pengkajian yang dinamakan: Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB atau Center for Regional Systems Analysis, Planning and Development (CrestPent) IPB. Embrional P4W berawal dari suatu working group di lingkungan Kampus IPB sejak tahun 1999, yang terdiri dari para peminat kajian-kajian perencanaan pengembangan wilayah, yang dikoordinasikan oleh Dr. H. R. Sunsun Saefulhakim, MAgr. dengan anggota: Dr. Ir. Ernan Rustiadi, MAgr., Dr. M. Nur Aidi, Dr. Setia Hadi, MS., Dr. Iskandar Lubis, MS., Drs. Yayat Supriatna, MURP, dan Ir. Dyah Retno Panuju.