Provinsi Sulawesi Barat memiliki faktor endowment yang cukup kuat dilihat berdasarkan besarnya potensi sumberdaya alam khususnya sub sektor perikanan dan kelautan. Sulawesi Barat memiliki wilayah laut dan pesisir yang begitu luas, membentang sepanjang Selat Makassar yang sekaligus sebagai lintas pelayaran Internasional. Selain itu Provinsi sulawesi Barat juga memiliki posisi strategis karena merupakan titik tengah dalam hubungannya dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur seharusnya bisa menjadi salah satu simpul perekonomian nasional.
Langkah strategis yang perlu didalukan diantaranya dengan mengoptimalkan endowment factor yang memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi serta memiliki multiplier effect. Diantara langkah strategis tersebut adalah transformasi dibidang ekonomi menggunakan pendekatan yang “kolosal” dan “berkeadilan”. Pendekatan kolosal menitikberatkan pada skala usaha dan investasi yang besar. Guna mewujudkan mewujudkan industrialisasi perikanan tangkap maupun perikanan budidaya (aquaculture) di Provinsi Sulawesi Barat, maka dibualah kajian ini yang merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya.
Hasil kajian menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Barat memiliki potensi yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai sentra industri perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya. Posisi Sulawesi Barat yang dilintasi ALKI II dan berhadapan dengan calon ibukota negara di wilayah Kalimantan Timur, memberikan potensi perikanan tangkap yang sangat strategis. Posisi Sulawesi Barat yang berada di tengah, sehingga dapat menjangkau fishing ground di WPPNRI yang masih sangat potensial sumberdayanya, khususnya di WPPNRI 573, WPPNRI 714, WPPNRI 716 dan WPPNRI 718, tentu merupakan posisi strategis yang harus dapat dioptimalkan.
Pengembangan industri perikanan tangkap khususnya dengan armada perikanan yang ocean going, yang mampu menjangkau wilayah perairan dalam dan ZEE juga merupakan sesuai dengan arahan kebijakan Pemerintah. Berdasarkan data yang ada potensi sumberdaya perikanan tuna di perairan ZEEI masih sangat potensial, dan selama ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Bahkan disinyalir, potensi perikanan Tuna Indonesia yang merupakan salah satu potensi tuna terbesar di dunia, banyak dimanfaatkan oleh armada perikanan asing yang melakukan illegal fishing di wilayah perairan ZEE Indonesia. Disamping tuna, komoditas perikanan yang memiliki potensi sangat besar di perairan Indonesia adalah ikan-ikan pelagis kecil khususnya cakalang, tongkol, kembung dan beberapa jenis lainnya.
Demikian juga dengan potensi budidaya di wilayah Sulawesi Barat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, kualitas perairan di sepanjang pantai Sulawesi Barat juga masih sangat baik, sehingga sangat mendukung untuk pengembangan industri budidaya perikanan. Saat ini Pemerintah sedang mendorong pengembangan industri budidaya perikanan khususnya tambak undang. Pemerintah telah menargetkan untuk mengembangkan paling tidak 100 ribu Hektar tambak udang di seluruh Indonesia.
Pengembangan industri perikanan di Sulawesi Barat diharapkan dapat memberikan dampak terhadap perekonomian provinsi, wilayah maupun nasional. Pengembangan industri perikanan di Sulawesi Barat ini tentu akan meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah Provinsi Sulawesi Barat dan Indonesia pada umumnya. Pengembangan industri perikanan ini akan menjadi penggerak ekonomi (prime mover), tidak hanya ekonomi di wilayah Sulawesi Barat saja, tetapi juga ekonomi regional dan bahkan ekonomi nasional. Pengembangan industri perikanan di Sulawesi Barat ini juga akan didorong dengan membuka pasar Indonesia di negara tujuan ekspor.
Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang dilakukan, baik analisis lingkungan strategis, analisis, sosial ekonomi dan analisis finansial, maka beberapa rekomendasi yang diberikan dalam rencana pengembangan Industri Perikanan Tangkap dan Budidaya di Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:
- Pengembangan industri perikanan tangkap di Sulawesi Barat juga harus disertai pengembangan Pelabuhan Perikanan yang cukup memadai yaitu minimal Pelabuhan Perikanan Nusantara, yang rencananya akan dikembangkan di Palipi untuk Kab. Majene, di Desa Kamansi untuk Kab. Mamuju Tengah, Desa Tikke untuk Kab. Pasang Kayu, Desa Tamanggale untuk kab. Polewali Mandar dan di sekitar Pelabuhan Belang-Belang untuk Kab. Mamuju
- Pengembangan industri budidaya tambak akan dikembangkan seluas 1500 Ha luas efektif, dengan komoditas utama Udang Vaname
- Wilayah pengembangan industri tambak udang Vaname ini berada di 3 lokasi yaitu
- Pasang Kayu di desa Kasano Kecamatan Baras
- Mamuju Tengah di Desa Lamba-Lamba, Desa Polocamba dan desa Polo Lereng Kecamatan Pangale
- Polewali Mandar di desa Tapiliang, desa Galeso dan Desa Nepo Kecamatan Wonomulyo
- Proses introduksi budidaya tradisional perlu di awali dengan proses transisi menuju budidaya intensif dengan peningkatan kapasitas melalui pendampingan dan pembuatan demplot.
- Perlu memasukkan Desa sebagai penerima manfaat langsung atau menerima Pendapatan Asli Desa demi keberlangsungan usaha.
- Tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat lokal khususnya (desa-desa disekitar lokasi pengembangan tambak intensif).