Geopark Merangin Jambi merupakan salah satu bentuk pariwisata alam di Indonesia yang berusia 350 juta tahun, dan salah satu yang tertua di dunia. Geopark Merangin Jambi baru resmi menjadi anggota geopark nasional pada 23 September 2013 bersama lima kawasan lain: Danau Toba (Sumatra Utara), Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Raja Ampat (Papua), Kawasan Karst Sewu (Jawa Tengah), dan Green Canyon (Jawa Barat) tengah mengantri menyusul Gunung Batur. Pengembangan Geopark Merangin Jambi dapat mendidik wisatawan tentang perlindungan lingkungan, pengembangan ekonomi lokal dan sumber ilmu pengetahuan tentang sumberdaya warisan geologi.
Pemerintah tengah berupaya menjadikan Geopark Merangin sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO. Pada tahun 2020, pemerintah Kabupaten Merangin melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan didasari Peraturan Presiden bermaksud untuk melakukan Penyusunan Masterplan Geopark Nasional Merangin Jambi Kabupaten Merangin. Masterplan merupakan salah satu prasyarat untuk pengajuan geopark merangin menjadi Unesco Global Geopark.
Geopark Merangin memiliki koleksi berupa fosil-fosil dari daun, kayu, akar, hewan, dan juga kerang-kerangan. Fosil tersebut diperkirakan berumur lebih dari 300 juta tahun dan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Merangin dan Sungai Mengkarang. Geopark Merangin diperkirakan memiliki koleksi yang jauh lebih lengkap dari geopark di negara lain seperti Cina dan Amerika. Pada rencana pola ruang, Kawasan Geopark Merangin teridiri dari beberapa peruntukan, terutama sebagai kawasan hutan (lindung/produksi) seluas 52% dan perkebunan seluas 28%. Kawasan Geopark Merangin juga berada dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan kawasan berskala global karena sejak tahun 2014 sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Natural Heritage (Warisan Dunia Alami).
Bukan hanya flora dan fauna, Keberagaman Budaya di sekitar Kawasan Geopark Merangin berupa suku-suku di Jambi yang terbentuk dari perpaduan berbagai kelompok etnik, baik penduduk asli maupun pendatang. Penduduk asli Jambi terdiri atas Suku Bangsa Kubu, Kerinci, Batin, Orang Laut atau Bajau, Orang Penghulu, Suku Pindah dan Orang Melayu. Suku Bangsa Kubu atau disebut Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku bangsa yang paling awal datang ke Jambi sekitar 4500 sebelum masehi.
Kawasan Geopark Merangin mempunyai kekayaan yang luar biasa, baik dilihat dari sisi nilai signifikansi sejarah geologi yang berusia lebih dari 300 juta tahun, keragaman geologi. Pengelolaan kawasan geopark belum dapat dilaksanakan secara terpadu mengingt masih terbatasnya sumber daya manusia lokal, kemampuan pemerintah serta lembaga masyarakat. Belum optimalnya peran budaya lokal berperan dalam pembangunan kawasan secara keseluruhan. Pariwisata belum tergarap optimal terutama dari sisi industri dan pemasarannya serta masih banyaknya jasa hutan dan ekosistem yang belum termanfaatkan secara maskimal ragam alam, mulai dari lanskap alam pegunungan, danau, hutan tropis, air terjun maupun dari kelangkaan flora dan faunanya.
Praktek dalam pengelolaan geowisata pada destinasi wisata tentu membutuhkan banyak pengetahuan dan informasi, sehingga perlu adanya pendampingan untuk masyarakat sekitar, seperti dalam hal: 1) peningkatan kesadaran komunitas dalam memanfaatkan potensi geowisata yang dimiliki; 2) Pemberian informasi yang dibutuhkan dalam pembangunan geowisata yang terkait dengan peran komunitas; 3) pelatihan yang terkait dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam mengembangkan geowisata di level komunitas.
Kegiatan Masterplan Geopark Merangin Tahun 2020 telah dilakukan bekerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (LPPM-IPB), yang pelaksanaannya oleh Pusat Pengkajian Perencanaan Pembangunan Wilayah (P4W-LPPM-IPB).