Manfaat kegiatan evaluasi optimasi pemanfaatan alsintan prapanen untuk pembangunan pertanian berbasis kewilayahan adalah meningkatnya produksi padi, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Hal ini bisa terwujud melalui penyaluran dan pemanfaatan alsintan prapanen yang tepat dan peruntukannya sesuai standar baku dan petunjuk pemanfaatan alsintan prapanen.
Ruang lingkup wilayah pekerjaan Evaluasi Kegiatan Strategis Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan Prapanen, yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2016-2020, yaitu memilih tiga daerah yang mewakili karakteristik sebagai (i) daerah sentra pertanian, (ii) daerah dengan penyerapan anggaran dan kegiatan strategis prasarana dan sarana pertanian yang tinggi, dan (iii) daerah dengan penyerapan anggaran dan kegiatan strategis prasarana dan sarana pertanian yang rendah. Kegiatan Strategis Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan Prapanen yang dievaluasi meliputi empat hal, yaitu Inputs, Activities, Outputs dan Outcomes. Kegiatan ini bekerjasama antara Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W)- LPPM IPB dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.
Program bantuan alsintan prapanen diterapkan di 5 provinsi terpilih sesuai kondisi lahan dan besar luas lahan garapan. Adapun alsintan prapanen pada waktu pengadaan tahun 2016 hingga tahun 2020 adalah sama, yaitu traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air irigasi, mesin tanam bibit padi (rice transplanter), mesin kultivator tipe dorong (walking type cultivator), dan sprayer gendong semi-otomatis (knapsack sprayer).
Keberadaan alsintan prapanen telah memberikan manfaat dalam melaksanakan kegiatan budidaya pertanian padi sawah secara efektif dan efisien mulai dari penyiapan lahan, penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Kondisi ini telah berdampak positif terhadap peningkatan indeks pertanaman dan bertambahnya luas tanam. Seperti keberadaan mesin tanam bibit padi sawah (rice transplanter) sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi penanaman bibt-bibit padi sawah, yaitu penghematan pengerahan SDM tanam bibit padi dalam jumlah banyak.
Kelancaran dan kemudahan operasional serta keawetan alsintan prapanen bantuan perlu didukung oleh: (1) operator alsintan prapanen yang handal, atau operator yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai SKKNI Bidang Alsintan, (2) kemudahan memperoleh BBM bersubsidi dan suku-suku cadang (spare parts), (3) kemampuan Poktan/Gapoktan/UPJA dalam mengelola pengoperasian dan perawatan alsintan prapanen (perawatan harian, mingguan, dan bulanan) agar performa alsintannya tetap bagus, dan (4) di setiap kecamatan tersedia bengkel umum yang mampu melayani perbaikan kerusakan alsintan prapanen.
Pemberian bantuan alsintan prapanen pada masa mendatang harus mengacu kepada usulan permintaan unit-unit alsintan prapanen berdasarkan tipologi lahan dan masukan dari Poktan/Gapoktan atau para PPL yang mendampingi para petani di lokasi pengusul permintaan bantuan alsintan prapanen. Seluruh kegiatan evaluasi kegiatan strategis sistem penyediaan dan pengawasan alsintan prapanen di lima provinsi terpilih (Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan) dirangkum dan dikompilasikan dalam bentuk tabel berikut.
Secara umum kinerja pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alsintan prapanen untuk lima provinsi terpilih sudah berjalan cukup baik. Masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja (performansi) operasional alsintan prapanen agar bisa lebih efektif dan efisien, diantaranya didukung oleh kemudahan memperoleh BBM bersubsidi dan suku-suku cadang (spare parts), keterampilan operator yang handal, jumlah unit alsintan prapanen yang cukup, kemampuan melakukan modifikasi untuk meningkatkan kinerja alsintan prapanen, kemampuan Poktan/Gapoktan/UPJA dalam mengelola pengoperasian dan perawatan alsintan prapanen, serta di setiap kecamatan tersedia bengkel umum yang mampu melayani perbaikan kerusakan alsintan prapanen.