Rancangan Awal Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2025-2045

Rancangan Awal RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas 2025-2045 disusun secara teknokratik, partisipatif, pendekatan atas-bawah (top-down), dan pendekatan bawah-atas (bottom-up). Penyusunan secara teknokratik dilakukan melalui pengumpulan data-data, baik primer maupun sekunder, dan analisisnya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapang dan serangkaian wawancara dengan responden dan informan kunci. Pengumpulan data sekunder dilakukan bersumber pada instansi-instansi resmi penyedia data khususnya BPS dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Analisis terhadap data yang terkumpul dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah dan isu-isu strategis daerah serta proyeksi di masa mendatang. Sebagai pendekatan teknokratik, baik pengumpulan maupun analisis data kesemuanya dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah sehingga didapatkan hasil yang benar-benar objektif.

Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan adalah Penyusunan Rancangan Awal RPJPD periode 2025-2045. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan identifikasi kondisi Kabupaten Kepulauan Anambas melalui berbagai aspek pembangunan;
  2. Melakukan perumusan permasalahan dan isu strategis pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas;
  3. Melakukan perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Kepulauan Anambas; dan
  4. Melakukan perumusan arah kebijakan dan sasaran pokok daerah.

Penyusunan secara partisipatif dilakukan melalui penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik yang pada pelaksanaannya dihadiri oleh perwakilan berbagai elemen kunci masyarakat, seperti ulama, tokoh adat, pemuda, UMKM, termasuk juga perwakilan perusahaan dan instansi vertikal yang ada. Forum Konsultasi Publik ini bertujuan untuk menjaring masukan dari perspektif masyarakat sehingga Rancangan Awal dapat dirumuskan dengan informasi yang semakin lengkap dan mempertimbangkan berbagai perspektif.

Pendekatan atas-bawah dilakukan melalui pemedomanan Rancangan Akhir RPJPN 2025-2045 didalam penyusunan Rancangan Awal ini, termasuk didalamnya yang dipedomani adalah delapan misi (agenda) pembangunan nasional, 20 upaya transformatif super prioritas (Game Changers), 45 indikator utama, dan arah kebijakan. Pendekatan atas-bawah ini akan memastikan adanya keselarasan antara kebijakan di daerah dengan kebijakan nasional.

Terakhir adalah pendekatan bawah-atas yang dilakukan melalui penyelenggaraan Forum OPD. Berbeda halnya dengan pendekatan partisipatif, pada pendekatan bawah-atas ini pihak yang didengarkan aspirasinya adalah para penyelenggara pemerintah daerah sehingga dapat memberikan informasi yang lebih seimbang mengenai tataran praktikal dari berjalannya tugas dan fungsi pemerintahan sehari-hari. Informasi mengenai tataran praktikal ini setidaknya melengkapi Rancangan Awal ini dari dua perspektif yaitu i) menjadi faktor pembatas bagi hal-hal ideal yang dicita-citakan, dan ii) menjadi baseline bagi dilakukannya gap analysis untuk mengetahui hal-hal apa yang masih tertinggal dan butuh untuk dikejar.

Kesemua pendekatan tersebut dilakukan agar didapatkan dokumen Rancangan Awal RPJPD yang berbasis pada informasi yang selengkap mungkin dan dengan memoertimbangkan berbagai perspektif dan aspirasi sehingga benar-benar dapat menjadi visi jangka panjang milik daerah dan semua elemen didalamnya. Salah satu tantangan utama dari penyusunan Rancangan Awal RPJPD adalah mencoba “membaca” masa depan hingga 20 tahun ke depan, sementara perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa masa depan menjadi semakin tidak pasti dengan berbagai disrupsi didalamnya, menjadi semakin kompleks atau diistilahkan dengan VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambiguous). Namun, dengan pelibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan Rancangan Awalnya, maka tantangan tersebut dapat diatasi.

Rancangan Awal ini adalah rangkaian pertama dari proses panjang hingga nantinya RPJPD ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Pada proses berikutnya, Rancangan Awal ini menjadi bahan untuk dikonsultasikan kepada Gubernur untuk memperoleh masukan. Tentunya, berbagai keterbatasan yang dijumpai pada Rancangan Awal ini diharapkan dapat terus disempurnakan oleh proses-proses berikutnya.

label, , , ,

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *