Analisis Dan Penyusunan Pola Konsumsi Suplai Pangan di Kabupaten Tuban Tahun 2022

Kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi Suplai Pangan Kabupaten Tuban Tahun 2022 telah dilakukan bekerjasama antara Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tuban dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB University (LPPM-IPB University), yang pelaksanaannya oleh Pusat Pengkajian Perencanaan Pembangunan Wilayah (P4W-LPPM-IPB University).

Analisis situasi konsumsi pangan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan bidang pangan untuk menjamin terwujudnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman. Situasi konsumsi pangan dapat dilihat dari indikator baik kuantitas maupun kualitas berdasarkan keseimbangan gizi dan anekaragam pangan. Adapun tujuan kegiatan ini untuk menganalisis keragaan pola konsumsi pangan penduduk berdasarkan PPH di Kabupaten Tuban

tahun 2022. Dari kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai situasi konsumsi pangan di Kabupaten Tuban tahun 2022, serta usulan kebijakan dan program aksi pengembangan konsumsi dan suplai pangan.

Data dan informasi yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer berupa data konsumsi pangan penduduk tahun 2022, yang diperoleh melalui survei konsumsi pangan dengan metode kuantitatif 24 hours food recall method. Total jumlah sampel adalah 600 rumahtangga yang tinggal di 20 kecamatan di Kabupaten Tuban. Data sekunder berupa data konsumsi yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diselenggarakan oleh BPS setiap bulan Maret dengan menggunakan kuesioner modul konsumsi/ pengeluaran rumah tangga.  Data Susenas dan SKP tidak untuk dibandingkan tetapi untuk saling melengkapi.

Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan: 1) “Aplikasi Analisis Situasi dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Wilayah Kabupaten” yang dikembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian dan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Program aplikasi ini digunakan untuk data primer survei konsumsi pangan: 2) “Aplikasi Harmonisasi Analisis Pola Pangan Harapan berdasarkan Data Susenas” yang dikembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian 2019; 3) IBM SPSS ver 21.

Berdasarkan data Susenas, pada tahun 2021, kuantitas dan kualitas konsumsi pangan penduduk sudah cukup dengan keragaman yang sedang. Konsumsi energi dan protein pada tahun 2021 adalah 2.139,6 kkal/kap/hari (101,9%) dan 63,9 g/kap/hari (112,1%) serta Skor PPH Kabupaten Tuban tahun 2021 sebesar 89,9. Analisis berdasarkan data SKP pada tahun 2018- 2022 menunjukkan kuantitas konsumsi pangan belum cukup dan keragaman konsumsi pangan yang sedang. Konsumsi energi dan protein pada tahun 2022 adalah 1.677 kkal/kap/hari (79,9%) dan 53,1 g/kap/hari (93,2%) serta Skor PPH Kabupaten Tuban tahun 2022 sebesar 82,7. Capaian kuantitas dan kualitas konsumsi pangan Kabupaten Tuban tahun 2022 belum mencapai target yang ditetapkan. Konsumsi energi tahun 2022 (1.677 kkal/kap/hari) kurang 11% dari target yang ditetapkan (1.885 kkal/kap/hari). Sementara itu, skor PPH tahun 2022 (82,7) kurang 3,4% dari target yang ditetapkan (85,6).

Hasil survey konsumsi pangan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin baik kualitas pangannya terutama tinggi konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah dan rendah konsumsi gula. Selain itu, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin rendah kuantitas dan kualitas konsumsi pangannya.

Secara spesifik, beberapa rekomendasi terkait peningkatan akses dan konsumsi yang diajukan sebagai berikut:

Sumber karbohidrat

  1. Peningkatan konsumsi padi-padian dan umbi-umbian terutama padi, jagung, dan singkong melalui diversifikasi vertical
  2. Peningkatan daya terima produk dan daya saing petani

Terutama difokuskan pada wilayah agroekologi lainnya di Kecamatan Jenu, Merakurak, Tuban; wilayah perikanan, yaitu Kecamatan Tambakboyo; wilayah pertanian, seperti Kecamatan Plumpang, Montong, Singgahan, Sokok, Widang.

Sumber protein. Peningkatan konsumsi pangan hewani dan nabati dapat lebih fokus pada:

  1. Peningkatan konsumsi pangan hewani dari ikan atau telur yang memiliki produksi yang tinggi dan atau hargaa yang murah
  2. Gerakan Promosi “Gemar Makan Ikan” sebaiknya terus dilakukan dan diupayakan agar lebih masiv dan integratif termasuk lewat media sosial (instagram, youtube, whatsapp, dll)

Hal ini dilakukan terutama di wilayah perikanan, pada Kecamatan Palang, Bancar dan Tambakboyo; wilayah agroekologi lainnya di Kecamatan Tuban; dan wilayah pertanian di Kecamatan Bangilan, Senori, Singgahan, Montong, Grabagan, Plumpang, dan Jatirogo.

Sumber Vitamin dan Mineral. Peningkatan konsumsi sayur dan buah terutama buah musiman dan buah yang banyak diproduksi di Kabupaten Tuban seperti pisang, semangka, melon, belimbing, mangga, dan pepaya. Terutama dilakukan di wilayah perikanan, pada Kecamatan Palang, Bancar dan Tambakboyo; wilayah agroekologi lainnya di Kecamatan Tuban; dan wilayah pertanian di Kecamatan Bangilan, Senori, Singgahan, Montong, Grabagan, Plumpang, dan Jatirogo.

  1. Peningkatan pendapatan dan akses pangan, dilakukan melalui:
  2. Peningkatan penjualan hasil produksi dan hasil olahan pertanian melalui e-commerce dan media sosial selain melalui jalur konvensional
  3. Peningkatan daya terima produk
  4. Peningkatan daya saing petani
  5. Mendorong warga menjadi wirausaha di bidang pertanian khususnya di bidang teknologi pengolahan pangan, agribisnis dan agrowisata, sentra  bisnis dan kuliner
label, , , , ,