Kajian Pengelolaan dan Pengembangan Biomassa Beserta Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan dan Pemanfaatan Biomassa

Dampak penggunaan bahan bakar fosil untuk energi listrik, transportasi dan industri telah mengakibatkan terjadinya peningkatan pemanasan global dan perubahan iklim dengan segala dampak turunannya yang mengancam kehidupan dan kelestarian alam. Agar menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, pemerintah mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) yang dapat didukung dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLTBM) dimana pada PLTBM tersebut menggunakan bahan bakar yang dikonversikan dari bahan biologis dan organik. Pemerintah mendorong penggunaan penyediaan energi listrik yang bersumber dari EBT dengan perencanaan yang dituangkan dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2021 – 2030. Indonesia memiliki beberapa potensi biomasa yang tersedia. Menurut Kementerian ESDM bahwa cadangan biomassa di Indonesia memiliki potensi dengan total sebesar 32,6 Gigawatt (GW). Namun pemanfaatan biomassa dalam skala besar dengan investasi yang besar untuk pembangkit belum maksimal di Indonesia.

Lokasi Rencana Plantation dan PengembanganProduk Penyedia Biomassa di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Rencana pengembangan produk plantation dan penyedia biomassa berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dipilih di lokasi ini dengan pertimbangan besarnya potensi lahan yang dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai fungsi lahan khususnya lahan kritis yang tidak dapat digunakan sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan serta lokasi yang relatif dekat dengan lokasi pembangkit skala besar atau pembangkit yang dikelola oleh PT PLN Nusantara Power Services (sebelumnya PT PJB Services). Penyediaan kayu sebagai sumber biomassa melalui penanaman pohon dalam skala luas, selain bermanfaat sebagai sumber energi, juga berguna untuk memperbaiki kualitas lahan. Lebih jauh lagi, hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya merehabilitasi lahan-lahan kritis agar menjadi lebih produktif, antara lain untuk mendukung ketahanan energi. Kayu sebagai sumber energi biomassa yang dapat diperbaharui, memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar fosil karena ramah lingkungan, mengurangi efek hujan asam dan pemanasan global, serta membuka lapangan pekerjaan.

Saat ini terdapat 167 jenis pohon yang bisa dijadikan kayu energi. Berapa jenis pohon yang memiliki nilai kalor yang cukup baik, sifat pertumbuhannya cepat, menghasilkan trubusan dan memiliki daya adaptasi baik pada berbagai kondisi tempat tumbuh. Di antaranya adalah 3 jenis kayu energi yang dibahas dalam kajian ini yaitu Kaliandra, Gamal, dan Lamtoro. Secara biofisik Provinsi NTB umumnya dan Desa Riwo khususnya sesuai dan berpotensi untuk pengembangan kayu energi khususnya Kaliandra, Gamal, dan Lamtoro. Rencana usaha pengembangan lahan untuk tanaman energi (kaliandra/gamal) di Desa Riwo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu selama periode investasi 15 tahun “layak secara finansial”

Kendala yang dihadapi oleh masyarakat atau petani yang akan ikut serta dalam proyek penanaman tanaman energi ini di Desa Riwo yaitu (1) kepastian pasar dan harga, (2) keterbatasan modal untuk pengadaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk dan benih unggul, dan (3) potensi konflik/penolakan dari petani jagung. KPH, Kelompok Tani Hutan (KTH), Petani/Kelompok Tani Jagung dan BUMDes merupakan stakeholder penting yang dapat dijadikan mitra dalam rencana bisnis yang akan dijalankan.

Adapun rekomendasi yang dapat dilakukan, perlu melakukan kemitraan dengan BUMDes berdasarkan kesepakatan yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa, KTH dan KPH setempat.   BUMDes diperankan untuk mengkoordinasi para petani di lokasi untuk menanam dan memasok hasil panen biomasa ke perusahaan. Perusahaan memberikan jaminan pasar dan insentif harga kepada BUMDes sebagai bentuk pemberdayaan usaha lokal.

 

Dengan pemanfaatan biomassa sebagai sumber bahan bakar untuk unit pembangkit eksisting (PLTU) diharapkan dapat meningkatkan bauran energi nasional, dimana untuk pembangkit khususnya pembangkit dengan skala kapasitas besar perlu dipastikan suplai bahan bakar biomassa yang diperlukan serta dampak operasional peralatan yang tidak didesain untuk beroperasi dengan biomassa.

label, , , , , ,

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *