Penyusunan Dokumen Kerangka Ekonomi Makro Daerah Kabupaten Merangin

Penyusunan Dokumen Kerangka Ekonomi Makro Daerah Kabupaten Merangin

Penyusunan Dokumen Kerangka Ekonomi Makro Daerah Kabupaten Merangin

Penyusunan dokumen RKPD dibutuhkan data dan analisis ekonomi daerah yang dipergunakan untuk menilai pengaruh realisasi pembangunan sebelumnya terhadap kinerja ekonomi dan mengetahui capaian indikator ekonomi sesuai dengan yang diasumsikan dalam dokumen perencanaan lainnya. Analisis ekonomi daerah sebagaimana dimaksud dapat diperoleh melalui analisis ekonomi makro daerah dan analisis fiskal daerah. Analisis ekonomi makro dan fiskal merupakan hal yang penting dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Informasi ini menjadi landasan untuk merumuskan kebijakan yang relevan, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan analisis yang kuat, pemerintah dapat memetakan potensi dan tantangan ekonomi serta menentukan prioritas pembangunan yang selaras dengan target pembangunan nasional dan lokal.

Tujuan dari Analisis Ekonomi Makro dan Analisis Fiskal Kabupaten Merangin adalah: 1) Mengetahui dan menganalisis kondisi ekonomi daerah tahun 2023 mencakup makro ekonomi (PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi dengan ICOR/Incremental Capital Output Ratio, pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan); 2) Menganalisis angka perkiraan kondisi ekonomi tahun 2025-2029 mencakup makro ekonomi (PDRB, LPE, ICOR, pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan); 3) Mengetahui angka proyeksi indikator ekonomi makro tahun 2025-2029 dengan memperhatikan proyeksi tingkat regional; 4) Menganalisis efektivitas kebijakan fiskal daerah Tahun 2023 melalui Rasio Penerimaan Pajak, Rasio Efektivitas PAD, Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio Belanja Modal, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah; 5) Mengetahui proyeksi efektivitas kebijakan fiskal daerah Tahun 2025-2029 melalui Rasio Penerimaan Pajak, Rasio Efektivitas PAD, Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio Belanja Modal, Rasio Pertumbuhan, dan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah.

Analisis ekonomi makro memberikan gambaran posisi Kabupaten Merangin dibandingkan dengan daerah sekitarnya, sementara analisis fiskal menilai kemampuan kabupaten dalam memenuhi kebutuhan pelayanan publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, kedua analisis tersebut menjadi krusial dalam perencanaan pembangunan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai target yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil analisis, Model SEM keterkaitan antara APBD dan PDRB mencerminkan bagaimana berbagai sumber pendanaan mempengaruhi pengeluaran daerah (belanja modal dan operasional) serta bagaimana pengeluaran tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan kemampuan fiskal (PAD). Belanja Modal memiliki kontribusi langsung terhadap peningkatan PDRB, sedangkan Belanja Operasional lebih bergantung pada PAD. PDRB menjadi indikator utama yang memengaruhi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, yang kemudian digunakan untuk membiayai operasional. Model SEM memberikan informasi bahwa efisiensi dalam penggunaan dana transfer dan belanja modal dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) dan meningkatkan kemampuan fiskal melalui PAD. Peningkatan PAD dapat didorong melalui penciptaan nilai tambah khusus sektor pertanian (dalam arti luas).

Selain itu, hasil analisis Model SEM keterkaitan antara APBD, PDRB dan Kemiskinan menunjukkan PDRB memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Peningkatan PDRB cenderung berkontribusi pada penurunan kemiskinan, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengoptimalkan penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk investasi jangka panjang, bukan hanya untuk Belanja Operasional, sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan lebih besar.

Begitupun dengan hasil analisis ICOR selama periode 2018–2023, ditemukan bahwa rata-rata ICOR sebesar 5,04. tergolong cukup tinggi, yang menunjukkan bahwa efisiensi investasi dalam menghasilkan output ekonomi masih bisa ditingkatkan. Investasi perlu dilanjutkan melalui analisis ICOR sektoral dengan pertimbangan diantaranya  prioritas untuk melakukan investasi dilakukan pada lapangan usaha dengan koefisien ICOR kecil, lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja yang besar. Selain itu lapangan usaha yang mempunyai backward dan forward linkages tinggi serta lapangan usaha yang mempunyai potensi pasar cukup besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *