Pengembangan produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Boven Digoel melalui ekstensifikasi atau perluasan lahan budidaya masih menjadi pilihan penting. Hal ini mengingat tingginya potensi sumberdaya lahan dan fakta bahwa luas lahan budidaya, khususnya lahan padi sawah yang ada saat ini masih belum signifikan dibandingkan dengan kebutuhan produksi padi. Potensi sumberdaya lahan untuk perlusan lahan sawah di kabupaten ini tersebar di berbagai distrik, antara lain Distrik Jair, Distrik Subur, Distrik Mandobo, Distrik Manggelum, dan Distrik Sesnuk, yang memiliki lahan dengan kondisi topografi, tanah, hidrologi, dan iklim yang mendukung untuk pencetakan sawah dan belum dimanfaatkan sebagai lahan untuk budidaya tanaman lain.
Terlepas dari masih luasnya lahan potensial, perluasan lahan sawah di Kabupaten Boven Digoel harus dilakukan secara cermat dan bertahap. Kecermatan yang dibutuhkan terletak pada pemilihan lokasi atau areal, mengingat kombinasi karakteristik topografi, tanah, hidrologi, dan iklim dari lahan yang potensial tersebut sangat menentukan lahan mana yang terbaik yang menjamin keberhasilan budidaya padi sawah akan dicapai secara maksimal. Kajian evaluasi dengan pendekatan penilaian kesesuaian lahan perlu dikedepankan untuk tujuan ini. Selain kajian kesesuaian lahan, dalam rangka cermat memilih lokasi untuk perluasan sawah maka perlu dilakukan kajian ketersediaan lahan untuk memastikan bahwa lahan yang akan digunakan tidak terkendala oleh ketentuan-ketentuan, baik yang berdimensi budaya atau adat istiadat serta regulasi, juga perlu dilakukan. Sementara itu, tahap yang penting dalam perluasan lahan sawah di Kabupaten Boven Digoel ini adalah dengan mempertimbangkan kesiapan masyarakat yang akan menjadi petani sawah. Sehubungan dengan hal ini maka seiring dengan pemilihan lokasi melalui pendekatan kesesuaian dan ketersediaan lahan tersebut, maka pendataan dan penyiapan calon petani juga mutlak dilakukan.
Kabupaten Boven Digoel memiliki wilayah potensial pengembangan lahan sawah terutama di Distrik Subur, Jair, Mandobo, Sesnuk dan Mangelum. Namun selama ini upaya pengembangan sawah pada lahan potensial di Kabupaten Boven Digoel sering tidak mencapai hasil optimal dikarenakan berbagai kendala, baik teknis maupun non teknis. Adanya permasalahan teknis dan non teknis menyebabkan produktivitas lahan menjadi sangat rendah, indeks pertanaman tidak optimal dan pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan, sehingga lahan sawah dalam waktu singkat cenderung menjadi terbengkalai. Berdasarkan fakta tersebut maka diperlukan sebuah model pengelolaan sawah berkelanjutan di Kabupaten Boven Digoel khususnya dan di Provinsi Papua pada umumnya. Sehubungan dengan hal tersebut pada tahap awal diperlukan pelaksanaan pilot percontohan budi daya sawah yang kegiatannya dimulai dari desain sawah, implementasi cetak sawah serta budidaya sawah dengan melibatkan petani setempat. Untuk tujuan ini perlu dipilih lahan yang paling siap untuk dijadikan lokasi pilot percontohan.
Berdasarkan hasil analisis ketersediaan lahan untuk pengembangan padi sawah di 5 distrik di Kabupaten Boven Digoel diperoleh gambaran bahwa lahan tersedia tersebar cukup luas, khusunya di Distrik Jair, Subur, dan Mandobo; dan dalam jumlah luasan yang jauh lebih kecil juga tersedia di Distrik Manggelum dan Sesnuk. Hal ini dalam jangka panjang tentu saja merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam pengembangan padi di kabupaten ini.