Integrasi Jasa Ekosistem dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi yang Berkelanjutan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

index_daya_dukung_bencana_di_kawasan_hutan_produksi_kabupaten_kotabaru

Masyarakat Silvikultur Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat menyelenggarakan Seminar Nasional Silvikultur ke-5 dan Kongres Masyarakat Silvikultur Indonesia ke-4 pada tanggal 23-24 Agustus 2017. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Novotel Banjarbaru, Kalimantan Selatan dengan tema “Silvikultur untuk Produksi hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera”. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan memaparkan paper hasil penelitian dengan judul “Integrasi Jasa Ekosistem dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi yang Berkelanjutan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan”. Paper tersebut ditulis oleh Dr. Ir. Omo Rusdiana, M.Sc.; Mia Ermyanyla, S.P., M.Si. dan Nana Rusyana, S.Si. Berikut merupakan abstrak paper.

Wilayah Kabupaten Kotabaru didominasi oleh jenis tutupan lahan berupa hutan seluas 465.534 ha (49,41% dari luas wilayah). Berdasarkan fungsinya, 43,90% kawasan hutan merupakan hutan produksi. Ekosistem hutan produksi memberikan berbagai manfaat jasa ekosistem, yaitu berupa jasa penyedia, jasa pendukung, jasa pengaturan, dan jasa kebudayaan. Salah satu hal penting berkaitan dengan keberlanjutan hutan produksi adalah pengelolaan jasa ekosistem yang terintegrasi, yaitu memadukan aspek ekologi di dalam kerangka pemikiran sosial ekonomi yang mengarah pada tujuan umum berupa perlindungan keutuhan ekosistem alami jangka panjang. Penelitian dilakukan dengan tujuan: mengidentifikasi jasa-jasa ekosistem yang tersemat dalam kawasan hutan produksi; menganalisis dan memetakan daya dukung kawasan hutan produksi berdasarkan jenis jasa ekosistem; mengestimasi nilai ekonomi jasa ekosistem kawasan hutan produksi; mengidentifikasi isu, peluang dan tantangan dalam mengintegrasikan jasa-jasa ekosistem ke dalam pengelolaan kawasan hutan produksi; dan menyusun strategi pengelolaan kawasan hutan produksi yang berkelanjutan. Metode analisis yang digunakan adalah: analisis/kajian literatur dan perundangan terkait; analisis daya dukung lingkungan; analisis spasial (Sistem Informasi Geografis/SIG); analisis deskriptif; serta analisis potensi, permasalahan dan perumusan strategi berdasarkan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Rekomendasi kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan hutan produksi yang berkelanjutan dihasilkan dalam penelitian ini.

label, , , , ,