Pembangunan Kota Satelit menjadi salah satu kebijakan pemerintah daerah dalam upaya mendorong dan melaksanakan pembangunan melalui pendekatan kewilayahan. Kabupaten Boven Digoel sebagai kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya alam berlimpah dengan tutupan hutan yang masih asli dan terlindungi dari eksploitasi. Dalam rangka percepatan dan juga mendorong pertumbuhan wilayah disekitar ibukota kabupaten, serta meningkatkan pemerataan pembangunan maka perlu dibuat perencanaan pengembangan kawasan perkotaan yang komprehensif dalam konsep Kota Satelit.
Pada tahun 2017, Kabupaten Boven Digoel terdiri dari 20 distrik/kecamatan dan salah satunya adalah Distrik Jair. Distrik Jair merupakan distrik yang berada di sisi selatan dengan wilayah terluas yaitu 3.061,173 km2 atau 11,29 persen dari total luas wilayah Kabupaten Boven Digoel. Perkembangan kota yang cukup pesat dilihat dari pertambahan laju pertumbuhan penduduknya, serta kebutuhan akan lahan terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan Masterplan Kota Setelit Jair yang akan menjadi acuan dalam pembangunan wilayah yang terpadu, terstruktur, berkelanjutan, lintas sektoral dan mandiri dalam jangka waktu yang direncanakan.
Kondisi eksisting di Distrik Jair, kegiatan pelayanan masyarakat khususnya aktivitas ekonomi berpusat di Kampung Asiki yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah atau Central Business Distrik (CBD) Jair. Sementara Getentiri yang merupakan ibu kota pemerintahan Distrik Jair, saat ini hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi pemerintahan bagi seluruh penduduk. Berdasarkan hasil analisis, Kota Satelit Jair diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan bagi wilayah sekitar. Jair sebagai Kota Satelit ke depan harus mempertimbangkan ketersediaan ruang serta pengembangan ekonomi kota untuk kegiatan investasi, industri berbasis komoditas unggulan serta penyediaan fasilitas pelayanan publik.
Berdasarkan tahapan perkembangan kota, pengembangan Kota Satelit Jair yang mengusung tema “Kota Agroindustri Berciri Budaya Lokal” diproyeksikan dalam jangka pendek menjadi kota Eopolis, dan dalam jangka panjang menjadi kota Polis dimana agroindustri berkembang dan sebagian penduduknya masih beraktivitas di sektor pertanian berbasis komoditas unggulan. Komoditas unggulan pertanian di Kota Satelit Jair berdasarkan potensinya adalah sawit, karet, pangan dan hortikultura. Sementara untuk komoditas pangan seperti umbi dan sagu merupakan komoditas strategis, dimana pengembangannya menjadi wajib di seluruh lokasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan wilayah. Komoditas yang dikembangkan di kota satelit Jair adalah padi, sagu, umbi, sayuran sawit dan karet.
Kawasan perencanaan “Kota Satelit Jair” dalam pendekatan biofisik lingkungan, dimana kesatuan hidrologi dan tata air serta sebaran keanekaragaman hayati, delineasi ruang Kawasan messo dengan luas (hasil sebaran ruang dalam peta) sekitar 77.436 ha, yang ditunjukan pada gambar. Namun dengan perbatasan administrasi dengan distrik sekitarnya, wilayah perencanaan dibatasi menjadi 38,774 ha.
Isu dan tantangan pengembangan ekonomi dan investasi sektor perekonomian dan komoditas unggulan di seluruh wilayah Kabupaten Boven Digoel termasuk Kota Satelit Jair dari sisi ekonomi dan investasi terutama terkait dengan masalah (i) Sistem Perijinan Usaha, (ii) Kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP), dan (iv) keterbatasan ketersediaan infrastruktur dasar.